PTPN XI Targetkan Produksi 470.588 Ton

Posted: Januari 20, 2014 in Bisnis dan Ekonomi

SURABAYA (10/1/2014) – Memasuki tahun baru 2014, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI mematok target produksi sebanyak 470.588 ton. Produksi berasal dari aktivitas penggilingan tebu sebanyak 5,98 juta ton dari luas area budidaya 81.768 hektar pada 16 pabrik gula (PG) di Jatim yang secara keseluruhan berkapasitas 42.000 ton tebu sehari. . Produktivitas dipatok mencapai 5,74 ton gula per hektar dengan rincian berat tebu 73,2 ton per hektar dan rendemen 7,84 persen. Giling dilaksanakan mulai medio Mei dan diperkirakan berlangsung 6 bulan. Produksi gula diharapkan meningkat lhampir 70.000 ton dibanding realisasi giling 2013 yang mencapai 401.000 ton.

Peningkatan areal diproyeksikan naik 3% dibanding 2013 yang mencapai 81,517 hektar. Areal pengusahaan tebu oleh PTPN XI sendiri diproyeksikan meningkat 3,4%, namun untuk tebu rakyat dirasakan turun. Ini terjadi akibat kurang kondusifnya harga gula sepanjang giling 2013 sehingga sebagian besar petani tidak mendapatkan profit memadai, bahkan tidak sedikit yang mengalami kerugian. Ekspansi areal tidak terjadi secara signifijan, namun petani tetap mempertahankan keprasan yang ada.

Untuk mendukung target tersebut, BUMN agribisnis perkebunan dengan core business gula ini mengagendakan jaminan pendapatan minimum bagi para petani binaan. Sebagai konsekuensinya, petani diminta memasok tebu sesuai kelayakan giling, yakni manis, bersih, dan segar. Tebu kotor, tidak cukup masak, dan tak segar akan ditolak atau dikenakan pinalty melalui rafaksi. Seperi giling 2013, untuk 2014 ini PTPN XI juga memberikan dana talangan kepada petani selama gula dari bagi hasil dengan PG belum terjual sebesar harga patokan (floor price) yang ditetapkan Menteri Perdagangan dengan tanpa bunga dan biaya administrasi. Dengan begitu, petani tetap dapat melaksanakan kegiatan keprasan dan budidaya lain meskipun gula belum terjual.

Perusahaan juga memberikan bantuan benih dengan potongan harga 50 persen bagi petani yang bersedia melakukan pembongkaran keprasan dan menggantinya dengan benih dari varietas unggul (bongkar ratoon), sedangkan 50 persen sisanya dibayar setelah giling usai. Insentif juga diberikan kepada petani yang bersedia menanam tebu dari varietas masak awal (umur kurang dari 11 bulan) sehingga dapat digiling pada periode awal giling pula Mei_juli). Sementara kebijakan pabrik menyangkut upaya pemantapan kapasitas, diikuti investasi terkait penggantian mesin/peralatan usang mengarah otomatisasi secara bertahap, dan efisiensi dalam penggunaan bahan bakar mengarah ke energi mandiri dari ampas tebu.

Adig Suwandi – Sekretaris Perusahaan PTPN XI

Tinggalkan komentar